Home > Uncategorized > PSSI: Ini Demi Selamatkan LPI

PSSI: Ini Demi Selamatkan LPI

JAKARTA – Jumlah peserta kompetisi tertinggi di Tanah Air musim 2011-2012 dipastikan bertambah dari 18 klub menjadi 24 klub. Perubahan tersebut dinilai sebagai langkah PSSI untuk menyelamatkan klub LPI agar bisa berlaga di kompetisi tertinggi pada musim depan.

Komite PSSI (Exco) sebelumnya telah menetapkan 18 klub sebagai peserta Liga Indonesia pada musim depan. Namun, keputusan ini kemudian diubah kembali oleh PSSI dalam rapat Exco yang berlangsung hingga Kamis (22/9/2011) dini hari WIB. Menurut Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, 24 klub yang turun di kompetisi tertinggi itu adalah 14 klub Indonesia super League (ISL), empat klub promosi, serta enam klub baru berdasarkan penunjukkan dan penyaringan PSSI. Enam klub baru yang ditunjuk oleh PSSI guna melengkapi 24 klub adalah Persema Malang, PSM Makassar, PSMS Medan, Bontang FC, Persibo Brojonegero dan Persebaya Surabaya.

Salah satu anggota Komite Eksekutif, La Nyala, mengaku tidak menyetujui perubahan anggota kompetisi yang dilakukan oleh PSSI. Sebab, menurutnya, perubahan tersebut telah melanggar hasil kongres di Bali yang menetapkan 18 klub mengikuti ISL dan 44 klub Divisi Utama.

“Dan juga jelas diputuskan Persema, Persibo, PSM tetap dihukum. Belum dicabut hukuman mereka. Namun akhirnya, Persema dan Persibo dipaksakan. Saya angkat tangan,” katanya kepada wartawan di kantor PSSI, Jumat (23/9/2011).

“Saya beranggapan ini untuk menyelamatkan LPI-LPI itu supaya main. Seperti contoh Persebaya. Persebaya masih dalam masih dalam konflik dualisme. Mereka ingin mengusahakan Persebaya 1927 ikut. Padahal musim lalu, mereka tidak ikut kompetisi ISL. Sudah jelas Persebaya Wisnu yang boleh ikut,” tambahnya lagi.

PSSI sendiri mengklaim sanksi untuk Persema dan Persibo sudah dicabut oleh Komite Normalisasi beberapa waktu lalu. Namun, La Nyala membantahnya. Keputusan mencabut sanski kedua klub harus melalui mekanisme kongres.

“Nyatanya, saya cek ke Pak Joko (Anggota KN) dan Pak Agum Gumelar (Ketua KN) tidak ada. Tidak benar dicabut. Pak Djohar bilang kalau Pak Agum menyetakan bahwa hukuman kedua klub itu sudah dicabut di Komite Normalisasi. Ternyata setelah dicek yang dicabut hukuman PSM. Tapi hukuman Komite Disiplin tidak dicabut. Persebaya dan PSMS katanya kota ikon dan bisa jadi pesan sponsor.Padahal, dalam statuta, tidak ada kategori kota ikon. Ini yang saya tentang. Sampai terakhir, saya tidak memberi keputusan. Kalau saya dianggap sendiri menentang, tidak ada apa-apa,” tambahnya.(Kompas)

Categories: Uncategorized
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment